MENGUSIR batu ginjal dengan menggunakan tanaman obat rupanya tak bisa dikesampingkan begitu saja. Beberapa hasil penelitian laboratorium menunjukkan, banyak tanaman mampu menghancurkan atau mengikir batu dari senyawa yang biasa terbentuk dalam ginjal.
Penyembuhan penyakit batu ginjal memang bisa dilakukan dengan banyak cara. Dari yang tradisional hingga yang berteknologi canggih, semua sudah bisa dipilih di negeri ini. Masing-masing cara tentu ada kelebihan dan kekurangan.
Bila dipilah-pilah, penyembuhan itu bisa dibedakan atas penyembuhan dengan obat, operasi, dan penembakan sinar laser atau gelombang kejut. Penentuan cara yang hendak dipilih sangat tergantung dari kondisi pasien. Makin berat kasus penyakit batu ginjal yang dialami pasien, makin radikal pula penyembuhannya.
Di samping dengan cara-cara medis, pengusiran batu ginjal juga bisa dilakukan dengan cara alternatif, yakni menggunakan obat tradisional yang terutama terdiri atas tanaman ”penghancur” batu ginjal.
Memang, belum semua obat tradisional telah diuji dengan penelitian ilmiah. Kalau pun sudah diteliti, seringkali belum dilakukan secara terinci seperti yang dilakukan terhadap obat-obatan modern.
Obat-obatan tradisional lebih berdasarkan pada pengalaman empiris. Meski begitu, tanaman yang dikenal sebagai peluruh batu ginjal tadi berindikasi baik dan tergolong baik dalam dosis yang ditetapkan.
Salah satu tanaman obat yang terkenal sebagai peluruh batu ginjal adalah Tempuyung.
Tempuyung (Sonchus arvensis L) termasuk tanaman yang tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50- 1.650 m dpl.
Pahit Tempuyung merupakan terna tahunan, tegak, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berrusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh dan berkumpul pada pangkal membentuk roset akar.
Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 ñ 48 cm, lebar 3 -12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bungan bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling.
Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota benatuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecoklatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, coklat kekuningan.
Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 meter disebut rayana. Batang muda dan daun bisa dimakan sebagai lalap.
Biasanya melakukan perbanyakan dengan biji. Tempuyung rasanya pahit dan dingin. Tempuyung rasanya pahit dan dingin. Berkhasiat menghilangkan panas dan racun, peluruh kencing (diuretik), penghancur batu (lipotriptik), antiurolitiasis dan menghilangkan bengkak.
Di dalam daun tersebut terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Kehadiran kalium dari daun tempuyung inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan hanyut keluar bersama urine.
Lima Lembar
Untuk menggunakannya sebagai obat diperlukan lima lembar daun tempuyung segar.
Setelah dicuci bersih, daun diasapkan sebentar. Daun tersebut dimakan sekali habis sebagai lalap bersama nasi. Dalam sehari kita bisa memakan lalap itu sebanyak tiga kali. Cara lainnya, 500 mg daun tempuyung kering diseduh dengan air satu gelas minum seperti membuat teh.
Air seduhan inilah yang diminum sebagai obat. Dalam sehari kita bisa meminumnya sebanyak tiga kali, sampai batu ginjal hilang. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar dan wasir.
Dalam keadaan krisis ekonomi, obat-obat alternatif seperti ini memang tidak ada salahnya dicoba. Di samping murah, khasiatnya juga sudah dirasakan sejak lama meskipun penelitian ilmiahnya masih sangat terbatas.
Cara budidayanya pun cukup mudah, yaitu dengan biji. Pemeliharaan tanaman ini antara lain membutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan, terutama pupuk dasar.
Tempuyung menghendaki daerah yang cukup sinar matahari.
Bagaimana pun pencegahan munculnya batu di dalam ginjal lebih penting. Cara yang termudah adalah dengan minum air yang cukup banyak.
Dengan demikian garam-garam pembentuk batu ginjal bisa terencerkan dan tidak terjadi pengendapan. Kalau pun sudah terbentuk dengan ukuran renik, garam tersebut bisa terbawa bersama urine.(Dela-23)
sumber ; http://suaramerdeka.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar