BANYAK tanaman di Indonesia ini yang sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat, namun belum dibudidayakan secara khusus. Salah satu diantaranya adalah belimbingwuluh (AverhoaBilimbi)
Selama ini, yang sering menggunakan belimbing wuluh adalah masyarakat Aceh.
Pada umumnya, mereka mengolah belimbing wuluh menjadi penyedap rasa, yang disebut asam sunti. Selain itu mereka juga menggunakan air belimbing wuluh yang diperoleh dari proses pembuatan asam sunti itu untuk mengawetkan ikan dan daging.
Banyak peneliti di bidang pertanian mencoba mengkaji lebih jauh pemanfaatan air belimbing wuluh sebagai alternative untuk mengawetkan ikan dan daging. Penelitian dilakukan dengan melihat ketahanan ikan dan daging yang diawetkan dengan air belimbing wuluh. Selain itu, juga dikaji pula keekonomisan penggunaan air belimbing wuluh tersebut.
Ramuan Jamu
Setelah mengadakan percobaan dan pengamatan, akhirnya para peneliti itu menyimpulkan, bahwa air belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk mengawetkan ikan dan daging.
Selain itu, penggunaan air belimbing wuluh ternyata sangat ekonomis karena mendapatkannya, hampir tidak memerlukan biaya sama sekali.
Para peneliti berharap agar air belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk mengawetkan ikan dan daging oleh siapa saja, tidak hanya terbatas pada masyarakat Aceh, karena telah terbukti mampu mengawetkan ikan dan daging.
Selain itu para pakar pertanian mengimbau agar tanaman belimbing wuluh dapat dibudidayakan secara khusus, karena dapat mendatangkan banyak manfaat.
Di berbagai daerah di Indonesia belimbing Wuluh dikenal sebagai Belimbing sayur, belimbing buluh atau belimbing asam. Tanaman ini adalah sejenis pohon kecil yang diperkirakan berasal dari Kepulauan Maluku, dan dikembangbiakkan serta tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Myanmar.
Tumbuhan ini biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Buahnya yang memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu masakan dan campuran ramuan jamu.
Pohon tahunan dengan tinggi dapat mencapai 5-10 m. Batang utamanya pendek dan cabangnya rendah. Batangnya bergelombang (tidak rata). Daunnya majemuk, berselang-seling, panjang 30-60 cm dan berkelompok di ujung cabang.
Tanaman Obat
Pada setiap daun terdapat 11 hingga 37 anak daun yang berselang-seling atau setengah berpasangan dan anak daunnya berbentuk oval. Tanaman Belimbing Wuluh memiliki bunga yang kecil, dan tumbuh langsung dari batang dengan tangkai bunga berambut. Mahkota bunga lima, berwarna putih, kuning atau lila.
Buahnya elips hingga seperti torpedo, panjangnya 4-10cm. Warna buah ketika muda hijau, dengan sisa kelopak bunga menempel di ujungnya. Jika buah masak berwarna kuning atau kuning pucat. Daging buahnya berair dan sangat asam. Kulit buah berkilap dan tipis. Bijinya kecil (6mm), berbentuk pipih, dan berwarna coklat, serta tertutup lendir.
Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) memiliki berbagai khasiat obat yang dapat membantu mengobati sakit batuk. Untuk mengatasi batuk, ambil bunga belimbing wuluh sebanyak 25 kuntum, satu jari rimpang temu giring, satu jari kulit kayu manis, satu jari kencur, dua siung bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong. Kemudian rebus dengan lima gelas air sampai tersisa separonya. Saring ramuan rebusan ini dan minum dengan madu sebanyak 3 kali 3/4 gelas sehari.
Sedangkan untuk mengatasi batuk rejan, ambil 10 buah belimbing wuluh, dicuci bersih, remas dengan dua sendok air garam. Kemudian saring dan minum dua kali sehari.
Untuk obat batuk pada anak, ambil segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, dan gula secukupnya ditambah satu cangkir air. Campuran ditim selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan kain dan dibagi untuk dua kali minum, pagi dan malam saat perut masih kosong.
Kandungan gizi dan manfaat buah Belimbing Wuluh untuk kesehatan sangat banyak. Belimbing jenis ini mengandung protein, kalsium, fosfor dan besi, serta vitamin A, B1, dan C. Belimbing tersebut juga efektif sebagai obat antikanker, karena fungsi mereka sebagai antioksidan yang dapat mengurangi risiko terserang penyakit kanker hingga 37% seperti yang dirilis The Iowa Women’s Health Study.
Selama ini orang mengambil manfaat belimbing wuluh hanya sebagai sirup, manisan atau bumbu masak. Padahal secara tradisional tanaman ini banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti batuk, diabetes, rematik, dan gondongan. (Eko HM)
sumber : http://suaramerdeka.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar