Jakarta, -
”Banjir kiriman perlu dibagi ke Kanal Timur agar Sungai Ciliwung tidak menampung beban yang terlalu berat. Pemerintah provinsi sudah menyampaikan rencana itu kepada Wakil Presiden Boediono,” kata Fauzi Bowo, Jumat (19/2) di Balaikota DKI.
Menurut Fauzi, di Bidara Cina terdapat saluran pipa PAM lama yang bisa digunakan untuk membuat sodetan dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cipinang. Dari Sungai Cipinang, air itu dapat dialirkan ke Kanal Timur.
Air yang dapat dialirkan melalui bakal sodetan dapat mencapai 50 meter kubik per detik. Namun, saluran pipa PAM lama itu harus diperbesar sehingga menjadi terowongan sepanjang 1,3 kilometer dan harus dibuatkan pintu air untuk mengatur alirannya.
Pemprov DKI sudah mengkaji rencana pembangunan sodetan Sungai Ciliwung. Untuk mewujudkan rencana itu, Pemprov DKI butuh dukungan pemerintah pusat karena kedua sungai itu di bawah kendali pusat.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Pitoyo Subandrio mengatakan, banjir masih terjadi di daerah aliran Sungai Ciliwung karena ada penyempitan berupa kelokan dan akibat permukiman liar. Sodetan di kelokan Bidara Cina dan Kebon Baru merupakan salah satu solusi untuk mengatasinya.
Rencana sodetan akan diatur dalam peraturan presiden yang akan terbit tahun ini. Terowongan sodetan selebar 20 meter akan dibangun dengan membebaskan lahan milik warga. Sodetan ini diperkirakan selesai tahun 2012.
Sampai sore kemarin di Jakarta Timur, genangan air di Kampung Pulo, Gang Arus, Jalan Dewi Sartika, dan kawasan Bidara Cina masih setinggi 40-100 cm.
Hingga pukul 18.00 kemarin, air masih menggenangi Jalan Petamburan II dan Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, hingga setinggi 60 cm. Air masuk ke dalam rumah warga, yang letaknya lebih rendah daripada jalan.
Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Juaini Yusuf mengatakan, genangan di Petamburan terjadi lantaran tinggi air di Pintu Air Karet, Kanal Barat, pukul 09.40 kemarin mencapai 510 cm. Pada kondisi normal, tinggi air hanya 450 cm. Di Pintu Air Manggarai, ketinggian air mencapai 750 cm dari kondisi normal 400 cm.
Camat Jatinegara Andriansyah mengatakan, ada tiga tempat pengungsian lain. Di bekas Bioskop Nusantara ditampung 476 pengungsi, sedangkan di Masjid Atawabin di RW 7 Kampung Pulo ditampung 176 pengungsi. Di Rumah Sakit Hermina ditampung 125 pengungsi, sedangkan di Sekretariat RW 3 Kampung Pulo ditampung 86 pengungsi.
”Pada pagi hari mereka mendapatkan sarapan gratis dari PMI, pada siang hari dari Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, dan malam hari mendapat makan gratis dari PMI lagi,” tuturnya.
Dokter Mardiansyah menjelaskan, sampai sore itu, sudah 306 pasien diobati di pengungsian bekas Bioskop Nusantara. ”Pasien yang datang umumnya karena batuk pilek, gatal-gatal, dan sesak napas,” ucapnya. Seorang kakek, Amsir (70), dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo karena sesak napas akut.
sumber : http://cetak.kompas.com
ulah ciliwung apa manusianya ya
BalasHapus